terbangnya burung
hanya bisa dijelaskan
dengan bahasa batu
bahkan cericitnya
yang rajin memanggil fajar
yang suka menyapa hujan
yang melukis sayap kupu-kupu
yang menaruh embun di daun
yang menggoda kelopak bunga
yang paham gelagat cuaca
hanya bisa disadur
ke dalam bahasa batu
yang tak berkosa kata
dan tak bernahu
lebih luas dari fajar
lebih dalam dari langit
lebih pasti dari makna
dan sepenuhnya abadi
tanpa diucapkan sama sekali
2107.1608. ditulis ulang dari sajak Sapardi Djoko Darmono - Terbangnya Burung (1994). karena setiap dahan butuh dihinggapi oleh burungnya masing-masing.
No comments:
Post a Comment