6/29/09

#016: TENTANG TUHAN, KAU, DAN RUMAH DI RUANG ABU-ABU

anggap saja ini anekdot lah.


bagaimana bila saat-saat terbaik Tuhan adalah ketika Ia tersenyum menunggu manusia menyesali perbuatannya, lalu Tuhan tertawa hebat ketika manusia bertaubat. bagaimana jika Tuhan tidak terlalu mencintai umatnya yang sufi dan suci karena tidak ingin kuasa ampunanNya menjadi tak berguna. "karena tak ada manusia yang berbuat dosa, apalah lagi arti sebuah pengampunan." bagaimana bila Tuhan ternyata senang menunggu. kau boleh tertawa, atau mengerenyitkan dahi, tapi anekdot ini dikutip dari sebuah hadis Qudsi, Tuhan lebih senang menyaksikan manusia yang sedang menyucikan diri daripada manusia yang selalu merasa sudah suci.


saya belum terpikir untuk melakukan proses menyucikan diri, apalagi merasa sudah suci. entah Tuhan senang pada saya atau tidak. yang jelas kini saya terombang-ambing di apa yang saya namakan: ruang abu-abu duniawi, di mana saya menikmati ombang-ambingnya seperti peselancar yang hendak menunggangi ombak. saya punya rumah di raung abu-abu yang nyaman, tenteram, tak hiruk, tak pikuk, tak jua sunyi, namun sejuk. umur segini, jelas saya memilih untuk berdomisili di ruang abu-abu ketimbang di ruang putih, tapi juga tak ingin tenggelam di ruang hitam. ruang putih hanya akan membuat saya takut salah melangkah, dan meninggalkan jejak kotor yang basah bermasalah. jika tenggelam di ruang hitam, saya merasa apa yang saya lakukan benar, saya menikmati apa yang saya perbuat meski itu salah. tapi saya tak tahu saya sedang melangkah kemana, karena di ruang hitam yang gelap dan pekat ini bahkan saya pun tak tahu sedang berada di mana, sehingga ketika saya melakukan hal yang benar pun saya tak pernah merasa jadi pahlawan, minimal bagi diri sendiri. saya betah punya rumah di ruang abu-abu, karena saya tahu, berani, dan perlu melakukan hal yang benar dan salah.


namun tak bisa dipungkiri, ternyata masih beberapa dari jiwa saya tertinggal di ruang hitam, tak banyak memang, tapi sulit untuk mengingatnya satu-satu. salah satu yang berhasil saya ingat dengan susah payah adalah determinasi. ya, determinasi saya tertinggal di ruang hitam dan tak tahu harus mencarinya di sebelah mana dan harus mulai dari mana.


dalam perjalanan mencari determinasi tersebut, ternyata saya menemukan banyak jiwa yang tertinggal di ruang hitam yang ditemukan secara tak sengaja. tak perlulah kiranya saya sebutkan satu-satu, karena saya tidak ingin menelanjangi diri di catatan ini, :p. ternyata banyak juga, seperti orang yang pindahan saya menyewa kijang bak terbuka, cukup besar, muatlah untuk mengangkut si determinasi dkk yang hendak saya bawa pindahan ke rumah saya di ruang abu-abu.


di rumah di ruang abu-abu ada kau yang bertanya, "ada apa? kenapa dengan 'barang-barang' usang ini?" untung kau cukup mengerti bahwa 'dinamo yang berkarat' itu adalah determinasi yang butuh aki untuk berrotasi, sehingga saya tak perlu menjelaskan bahwa 'barang-barang' usang lainnya--ada yang lembap, berkarat, dan terburai--masih bisa dipakai jika segera diperbaiki.


no change no future, saya semakin menyadari itu akhir-akhir ini, semakin menyadari setelah saya teronggok tak berguna dan menganggur tak jelas beberapa lama. barang-barang unidentified itu kini sedang saya inventarisasi dulu karena bentuknya sudah tak karuan, ...tapi saya yakin masih jalan. saya yakin, setiap orang pasti menginginkan perubahan terjadi pada dirinya dan orang-orang di sekitarnya. saya yakin kau pun menginginkan saya selalu lebih baik setiap harinya, seperti saya percaya kamu bisa lebih baik setiap saatnya, minimal di mata saya. tapi meskipun setiap orang pasti menginginkan perubahan, kesabaran seseorang untuk menikmati melihat perubahan itu relatif. kau bersabarlah, karena berubah itu tidak semudah Kotaro Minami membalikan telapak tangan. berubah itu sulit, karena seperti yang sering saya katakan padamu, "berubahlah ketika hati, tubuh, dan pikiranmu sudah sepakat dan mufakat." saya berubah bukan karena kehendak orang lain, bukan kehendak orang tua saya, bukan kehendak dosen wali saya, dan bukan kehendakmu juga, saya berubah karena saya ingin berubah. tapi, jika saya ingin kamu menjadi bagian dari proses pembentukan diri saya, berkenankah?


Tuhan, jangan dulu tersenyum pada saya sekarang, saya belum mau menyesali apa yang telah saya perbuat, apalagi bertaubat, atau berevolusi hebat. saya hanya sedang pindahan, mendaur ulang jiwa yang tertinggal di ruang hitam agar bisa beradaptasi di ruang abu-abu. tersenyumlah saat saya nanti sudah tak takut salah melangkah dan siap membangun istana di ruang putih yang sunyi dan sufi itu. Tuhan, berjanjilah memberi saya waktu dan kesempatan untuk membuktikannya kelak, di suatu saat yang mungkin masih akan sangat lama. saat ini, saya ingin hanya ada saya, dia, dan ruang abu-abu kami yang dinamis, fluktuatif, dan penuh gejolak. Kau, tersenyum dan restuilah. karena saya tahu Kau senantiasa menunggu seperti dia yang selalu tersenyum di ujung pintu. :)


kau, gadis kecil berbibir tipis itu, bergegas dari ujung pintu. saya bertanya, "mau ke mana?"

"aku tak mengharapkan kau menjadi Tuhan, atau aku yang senantiasa menunggumu. tapi jika kau berkenan menunggu, tunggu aku di rumah di ruang abu-abumu. dan tetap jadilah cahaya."

"akan banyak barang yang harus kita bersihkan dari ruang hitamku, :p"


3006.0344, ditulis si btok setelah berdiskusi dengan annelis lewat daily late-night conversation mereka yang difasilitasi SIMPati 0,5 rupiah per/detik.
(margahayu)

6/25/09

#015: RUMAH KARTU

mimpi kita, ibarat mendirikan rumah kartu di ruang yang menderu. menara itu tak kunjung menyatu sebelum ada yang menutup pintu, dan tak membiarkan angin berlalu.


beberapa malam yang lalu kita berbicara tentang proses menutup pintu, yakni (beberapa) tahap yang harus dijalani sebelum kita bermimpi mendirikan istana kartu. proses yang tak bisa dielakan tapi lumayan mengerikan. salah-satu contohnya: annelis yang capitolcity-oriented menyoal tempat kerja idamannya. sementara saya menjadikan Jakarta sebagai opsi terakhir. jika itu terjadi, mau tidak mau kami harus menjalani long distance relationship (LDR). "gak tau, aku gak pernah bayangin bisa LDR dari dulu tok," ujarnya. saat itu pesimisme hinggap beberapa saat seperti capung di daun kering yang bergoyang.


"ya gitu, aku bayanginnya, orang yang LDR tuh bakal abis sama rasa takut, rasa gak aman dia ke pasangannya. dia gak tau si anunya lagi ngapain, cheating atau nggak. dan dia juga bisa ngelakuin hal yang sama. akhirnya dua-duanya tenggelam dalam rasa takut masing-masing, menyalahkan keadaan, seolah ada yang berubah, padahal yang berubah itu rasa percaya mereka ke pasangannya."


saya melemparkan pandang ke luar jendela, dan dia merebah, "sudah, jangan bicara tentang itu dulu." saya tahu, kami tidak boleh lemah di saat yang bersamaan. dia bertindak heroik untuk berpura-pura kuat lebih dulu. saya juga mencoba untuk berpura-pura kuat sambil mengembalikan peluknya erat :D.


...jika malam ini adalah malam terakhir sebelum kau pergi meninggalkanku menuju ibukota. saya hanya akan berkata, God bless internet, Cipularang, dan SIMPati nelpon 0,5 rupiah per/detik. semoga kita bisa saling percaya, dan, tunggu aku di Jakarta, :D...


karena saya ingin kamu yang menjadi putri di puri kartuku. tapi siapa yang harus menutup pintu agar angin tak berlalu? kita, ya semoga saja kita bisa. God bless us.

2506.1942, ditulis sepihak oleh si btok untuk mengatasi keragu-raguan kecilnya tentang proses menutup pintu itu. :p
(margahayu)

6/21/09

#014: MERENDAH ITU INDAH

merendah bukan musibah. merendah itu indah. merangkul lebih mudah jika merendah. tapi merangkul (orang pendek) justru bakal susah jika merendah. kamu, annelis brilian prasetya, phbbttt, meskipun kamu pendek, ahahhaha, merangkulmu, bukanlah musibah. merangkulmu itu indah. >:p

tuh kan pendek kan, si annel kan, :p


2106.1606, ditulis sepihak oleh si btok ketika menyadari bahwa si annel itu pendek. ahahaha.
(margahayu)

#013: TURBULENSI

memandang bintang, melahir tafsir. merekayasa cahaya, merendah curah, membekap lembap, mengulur tirai awan. wahai turbulensi, aku menjemputnya, seperti maghrib menjemput dinginmu setelah senja. aku menantinya, seperti pagi menanti hangatmu setelah subuh.


diedit: 2106.1557, ditulis ketika nungguin si annel yang LILA pisan!!! ahahahhaha.
(dekat bosscha)

#012: BAD WEATHER MAKES GOOD TIMBER

maka jika selama seminggu terakhir ini kau rajin mengeluh dan cemberut kepada saya, maka jika kau lupa bahwa kemarin lusa adalah tanggal 19, maka jika bukan saya yang popped-up di pagi saat kau membuka mata, saya janji saya tak akan mengelus dada.


"kau mengertilah,"


saya mengerti tanpa kau meminta untuk mengerti. saya menerima tanpa kau meminta untuk menerima. hanya karena saya tak melihat badai yang kau siap terjang, bukan berarti saya tak peka akannya.


"kau terjanglah (badai itu)," karena badai tak bisa membuatmu tumbang. karena badai, memberimu kesempatan untuk menunjukkan kekokohan.


seperti pepatah tua, bad weather makes good timber. badai gitu doeang, :p

2106.1549, ditulis sepihak oleh si btok untuk menyemangati si annel, :D.
(margahayu)

6/17/09

#011: HENING

entah setan mana yang membekap suara dan menyajikan hening dalam 30 menit kita menuju pulang. saya supir yang memangkukan dagu pada stir. mata, hidung, telinga, menyatakan kau tak ada, tapi hati dan pikiran tidak. kau pun begitu, duduk gelisah melempar pandang keluar jendela yang lumat jarak per jaraknya seolah kau bergerak lewat auto-pilot.

kau diam, dan saya tanpa kata. tak ada dari kita yang bertanya, "hey, ada apa?"

saya rasa memang tidak ada apa-apa, hanya saja kita sedang butuh diam. saya rasa kita sedang tak ingin muncul ke permukaan: tukar cerita, lempar canda atau sekadar bahu-membahu mengatai orang-orang yang kita tidak suka. saat itu saya menyadari, bahwa kita mungkin sedang ingin tenggelam, dalam diam. dalam bekapan hening setan.

tapi cerita tak boleh berakhir dengan ketidakpastian. jam berhenti berdetak bukan karena waktu berhenti berputar. saya menyadari ada yang salah, sesaat setelah meninggalkanmu lewat sebuah lambaian sendu di pintu kendaraanmu.

pesan singkat segera berjingkat:

"tak ada yang tahu apa yang terjadi antara kita, dan kita tak perlu mencari tahu. karena kita bukan anak kecil lagi yang selalu mencari dan membesar-besarkan masalah. tak ada yang salah, tapi bukan berarti kita tak bisa menjadi bagian dari solusi, karena mungkin saja saya membuatmu marah. saya minta maaf, dan terimakasih untuk 30 menit yang hening di malam ini."

1806.0225, ditulis sepihak oleh si btok disela-sela mengerjakan tugas UAS terakhirnya. amin.
(margahayu)

6/16/09

#010: MASARASA

"and if anything bad happens, you know how to find me, :)"

untuk annelis yang telah membantu merehabilitasi rasa, merekontruksi masa. terimakasih untuk ikut menguraikan rumitnya rasa, dan ikut memuaikan sulitnya masa.

1706.0323, ditulis sepihak oleh si btok dalam masa-masa 'lumayan' sulitnya.
(margahayu)

#009: KEBUN BINATANG

"kamu kera, kata Kurbick juga, bisanya cuma angkat senjata!!!"
"kamu kura-kura, lelet luar biasa."
"kamu, burung hantu, tidur, apa pingsan karena usus buntu???"
"kamu, kupu-kupu, saya suka kamu!!!"

*blush*

1706.0259, ditulis sepihak oleh si btok yang sedang ingin bertamasya ke kebun binatang.
(margahayu)

#008: NOBLE SAVAGE

Rosseau pernah berkata: manusia terlahir sebagai makhluk yang bermoral, ya minimal, manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi makhluk bermoral. hanya saja, peradaban--with its envy and self-consciousness-- membuat manusia menjadi makhluk yang amoral. noble savages (good 'wild man') adalah humanisasi bagi manusia primitif, bahwa mereka adalah manusia, lahir dengan potensi menjadi makhluk bermoral. hanya peradabanlah yang membuat mereka terpenjara dengan status: primitif.

noble savages adalah orang-orang yang mau keluar dari comfort zone-nya. mereka menjalin hubungan dengan manusia-manusia di luar lingkarannya, manusia yang seperti kita lihat sekarang normalnya. manusia yang belajar membaca dengan mengeja ABC sampai Z. manusia yang belajar bagi dan kali dengan menambahkan 1+1 = 2. manusia yang diberi kesempatan untuk mendapatkan peradaban yang lebih maju ketimbang apa yang kita sebut mereka: primitif.

noble savages mencicipi dunia baru, merasakan udara baru, menjalin hubungan dengan orang-orang baru, ...menemukan hal-hal baru dalam hidupnya. mereka keluar dari comfort zone, mencari hal-hal baru, modalnya enam huruf doang, tapi susahnya minta ampun: B-E-R-A-N-I. ya berani mengambil risiko untuk mendapatkan hal-hal baru. rata-rata orang takut untuk melangkah, karena merasa nyaman, padahal sebenernya dia terlenakan, akhirnya stagnan. manusia takut melangkah karena tidak ingin meninggalkan apa yang telah dikontruksikan, padahal itu tak perlu. tidak usah keluar dari comfort zone, tapi perbesar diameter area kenyamanannya saja. dari segini ( ) jadi segono ( ), :D. mari mengeksplorasi kenyamanan dengan mengekspansi ruang ketidaknyamanan.

"i am as free as nature first made man, ere the base laws of servitude began, when wild in woods the noble savage ran."

no change, no future.

1706.0129, ditulis sepihak oleh si btok karena si annel biasanya nanya: noble savage emang apaan?
(margahayu)

#007: IGNOBLE SAVAGE

si annel tadi datang ke rumah. numpang ngenet, nyogok cuma pake PULPY, :p.

"btooook, aku lagi seneng The Noble Savage-nya TTATW!!!"

saya bosen denger Malino, Berlin, Irish girl, dan Honeymoon On Ice yang udah bocor dari sebelum release Rasuk (2009) di Goethe kemaren yang keren abiiissss. *katanya doang, soalnya gak nonton, :(.

setelah dapet full-albumnya dari seorang temen yang tidak dapat saya katakan namanya, track The Noble Savage (juga) menjadi favorit saya. saya cantumkan (juga) karena saya tidak tahu siapa yang lebih dulu suka The Noble Savage. saya atau si annel?

saya rasa saya duluan. buktinya: saya punya liriknya, :p.

bones and stones will collide with hopes
and fear of lust, old lust

don't believe those words he sold so fierce
through those tubes, old tubes..

THE NOBLE SAVAGES - THE TREES AND THE WILD

oiya nnel, Stanley Kurbick pernah bilang gini:

"man isn't a noble savage, he's an ignoble savage. he is irrational, brutal, weak, silly, unable to be objective about anything where his own interests are involved — that about sums it up. i'm interested in the brutal and violent nature of man because it's a true picture of him. and any attempt to create social institutions on a false view of the nature of man is probably doomed to failure."

di karya mumpuni A Space Odyssey (1968), opening scene-nya menggambarkan ape-prehistoric like men gitu megang senjata perang. Kurbick mencoba menggambarkan bahwa pria adalah monyet yang memegang senjata. sialnya, no females were depicted!!!

biarlah saya kera, kamu kura-kura, kaleked! phbbbtttt!!!

1706.0154, ditulis sepihak oleh si btok yang lagi suka dengerin The Trees and The Wild. :D
(margahayu)

6/14/09

#006: SEBAB SELALU ADA YANG PERGI BERSAMA SEBUAH KEDATANGAN

1. JOMBLONYA SAYA, HAMPIR JOMBLO PERAK AING!!!

kadang ini suka buat bete (gak usah digendong!), kalau ngobrolin mantan. maka saya sedia kuping, si annel sedia pita suara sepanjang-panjangnya. ya orang saya mantan cuma satu, cinta monyet, jadian dipaksa, dan wajahnya udah lupa gimana. namanya Annisa Rifatin Harahap, cuma itu yang saya masih inget. saya rangking 1 cowo dan dia rangking 1 cewe, gara-gara itu kalau gak salah kami jadian. waktu SD, berasa jadi bright future couple gitu, ahaha, duet otak encer (sampe smp kelas 1, sumpah, saya rangking muluk!). tapi ternyata plusplus not always equals *plus*, buktinya: saya dan dia gak sampe sebulan. kalau gak salah saya diputusin, :(. saya mengutuk dan mengutruk karena, "cuma sebulan?" azab dari mengut(r)uk itu: Tuhan menyekap jodoh-jodoh saya berbelas-belas tahun kemudian.

2. JOMBLONYA SI ANNEL JUGA LAH!!!

ada dua hal yang paling saya suka pas si annel cerita tentang mantan-mantannya: pertama, dia jarang menceritakan keburukan mereka. saya pernah bertanya, "lalu, kenapa kamu bisa gak tahan?"

"saya gak cerita bukan berarti mereka gak punya kekurangan. tapi, udahlah, itu masa lalu. lagian gak enak juga ngomongin orang," ujarannya itu entah kenapa, meskipun meninggalkan tanya, selalu membuat saya bangga padanya. *tangkep nnel idung pesek kamu ituuuu, keburu ketinggian terbangnya, :p.

yang kedua adalah, ya kami hampir tak pernah kehabisan bahan cerita. saya menyadari Bandung sempit dan perilaku manusia ternyata rumit jika annel sedang bercerita tentang mantan-mantannya. si mantan A ternyata temennya temen saya si B. si mantan C punya perilaku dan kebiasaan unik. si mantan D ternyata punya komitmen hubungan yang rumit, liat foto ini, ada si mantan E, jalan ke sini, ada si mantan E, si mantan G, H, I, blablabla. banyak beneeeeer perasaan, tapi saya suka, walaupun sebenernya, iri.

saya juga ingin punya mantan yang bisa diceritakan lebih dari satu paragraf. :(

3. KEBIASAN SI ANNEL NGEROKOK DI KAMARNYA. :D

sebenernya dia lagi sial aja. dua kali ketangkep kering nyimpen asbak rokok di kamarnya. ya itu sih risiko punya bibi kerajinan dan kamar berantakan. kamar saya kalau lupa diberesin, pasti pulangnya rapih sendiri (gak sendiri sih, si bibi pasti yang beresin. ngeri juga kalau rapih sendiri). saya pasti langsung ngecek koleksi majalah dan cd porno saya. fyyuuuhhh, sejauh ini: AMAN! :D

setelah kejadian ketangkep kering yang membuat si annel harus dapet wanti-wanti baru dari ibunya kalau mau pergi-pergian jauh, "tong ruka-roko!" akhirnya annelis brilian prasetya selalu menitipkan rokoknya pada mohammad andi perdana kalau mau pulang.

"kalau di aku, pasti gatel pengen nyalain bawaannya!"
"kalau gatel, garuk ajalah. gak usah dinyalain."

"kalau gatel pengen ngerokok bisa ilang digaruk doang mah, tiap hari aku beliin kamu PULPY ORANGE, 2 BOTOL!!!"

*ahahahaw, bersambung dulu, malam semakin larut, dan kami semakin begok. dia maksudnya, saya ikut-ikutan aja begoknya. :p

1506.0310, ditulis sepihak oleh si btok ketika membaca frasa yang akhirnya jadi judul tulisan singkat ini. ya, sebab selalu ada yang pergi berasa sebuah kedatangan, :p.
(margahayu)

#005: BERJANJILAH UNTUK MEMULAI

malam ini saya berkontemplasi. satu persatu keburukan dalam diri saya, dipreteli. dikurangi sedikit-sedikit, karena dihabisi sekaligus juga kayaknya mustahil. untuk masalah kurang-mengurangi ini: saya berani berjanji.

"sudah dua minggu, dan kamu, nggak, pernah, berubah. jadi, mulai kapan?" annelis numpang cerewet, bertanya, dan menagih janji.

saya kan hanya berjanji untuk mengurangi, bukan berjanji untuk memulai. haha, :p.

"kalau begitu, berjanjilah untuk memulai!" x(

ya, janji! kamu juga!!!, :D
*cross-finger, haha.

1506.0228, ditulis sepihak oleh si btok ketika menyadari bahwa: no change, no future.
(margahayu)

#004: CACING TANAH

hargai cacing tanah (lumbricus rubellus), karena sesungguhnya ia penjaga kehidupan. hidup kita berpijak dan bersandar pada tanah, habitatnya. cacing tanah adalah indikasi kesehatan tanah, karena ia memberi gizi pada tanah dan setiap makhluk yang menggantungkan hidupnya pada tanah.

belajarlah tentang kerendahhatian pada cacing tanah. meski di injak dan dianggap menjijikan, tapi ia meresap racun alam dan menjaga kehidupan. ia ksatria melata tanpa tulang belakang. oi hargai cacing tanah lo!

1506.0215, ditulis sepihak oleh si btok ketika melihat seorang teman dengan teganya menginjak seekor cacing tanah yang tidak berdosa, :(
(margahayu)

#003: AKU LUKA MAKA AKU ADA


"...keadilan tentang kita ibarat benang basah, sebab bunga tak akan lagi mekar di dunia kita yang penuh luka. ya luka, aku luka maka aku ada. ya begitu jika hati sudah mengeras, kelenjar cengeng terkuras karena air mata mengalir deras. semakin kita mengeraskan hati, semakin kita menyakiti diri sendiri..."

1506.0046, ditulis sepihak oleh si btok ketika membaca sila kelima sambil menegakan benang basah. apa sih.
(margahayu)


#002: ANNELIS JANGAN MENANGIS

"...kau menangis sekali di depanku, dan sekali di belakangku. sudah kubilang, kau, jangan menangis. tapi kau, tertawa saja sudah mengeluarkan air mata. yah, jadi, lebih baik kau menangis daripada kau berhenti tertawa.

kau tahu, katanya air mata bisa melegakan jiwa. konon juga bisa melepaskan beban. tapi mungkin yang tak kau tahu, air matamu bagiku bisa saja menyempitkan asa dan bertanya ada apa. air matamu bagiku bisa saja kembali merangkulkan beban dan berulang kali berpikir, "apakah saya keterlaluan?"..."

"oi, jangan nangis lo!"

6/13/09

#001: MENGHARAP PELANGI, TAPI HUJAN MEMBERI MATI


"...kau tenggelam dalam laut mimpiku. tenggelam yang hilang, tapi tak melarut. di belukar jiwa, semak otak, lelah menunggu di perempatan imajinasi, kau tak kunjung tampak. membeku dan pecah menjadi puing. aku memungutimu berserak. tapi kau urung utuh di tadah tanganku. kau pernah menunggangiku menyemai awan, mengudarai langit senja. kau kini memutuskan pergi dan terjebak turbulensi. kau tenggelam dalam laut mimpiku. tenggelam yang hilang, bukan yang melarut.

kau lebur, tak lagi berguna aku memunguti rintik hatimu. karena rintikmu tak lagi jadi awal hujan yang segar. rintikmu kini menetesi luka, rajah sekujur tubuh. tapi aku tak jua meneduh, hingga memilih untuk bertaruh. biar hujan luluhkan torehan luka, hingga habis peluh siksa, yang tak sirna seketika. bila bertahan, maka pelangi akan hadir sebagai jawaban. bila tak sanggup ku melawan, biarkan aku mati dimakan hujan..."