8/1/09

#034: TANDA DALAM RESOLUSI

...I saw the sign and it opened up my eyes, I saw the sign. Life is demanding without understanding...


tampaknya aku harus lebih peka terhadap tanda. karena tanda adalah pelita. tanda adalah suara, juga tangan yang mengarahkan kita harus ke mana. tanda kadang tidak minta dibaca, karena tanda seringnya menyembunyikan makna.


tadi malam, tadi pagi, saya menyadari bahwa hidup dengan memercayai tanda bukanlah sebuah musyrik. tanda bolehlah dijadikan modal dan bekal. seperti di jalan kita melihat tanda awas longsor, bukan untuk menakut-nakuti kita dan berarak pulang, tapi memberitahu agar berhati-hati karena mungkin akan terjadi longsor, dan kita yang telah dibekali itu, selain akan berhati-hati juga pastinya menyiapkan rencana lain sebagai antisipasi.


tapi tanda yang diberikan manusia, alam, dan Tuhan lebih rumit dari tanda-tanda yang disampaikan benda mati. alam dan Tuhan memberikan tanda secara implisit yang kadang memikirkannya pun kita malas. tapi manusia kadang memberikan tanda yang mudah dibaca, tanda-tanda yang bisa dirangkum dalam resolusi dan janji. tanda yang mengatakan 'kini aku berada di sini' sehingga 'kaumudah untuk menyusuri'.


aku membaca tanda-tandamu, keinginanmu yang belum siap kau tinggalkan pasti, ketidaksiapanmu untuk memegang teguh resolusi minimu. tapi untungnya kau meninggalkan tanda 'susuri aku disini' sehingga senantiasa aku menemukan bahkan dalam keterpurukanmu di sebuah gang becek, gelap, sempit, bau, kotor, dan pengap, aku merasakan harummu dan membawamu pulang.


kau, tanda, dan sebuah resolusi. seseorang di sana delapan bulan lalu mungkin dengan segenap asa berkata, 'aku harus ini-itu-ini-itu'. bila delapan bulan kemudian realita lain cerita, maka resah gelisah tak perlu mengendap di kepala. karena umur resolusi bagi kita tak pernah lebih dari satu semester saja. :D.


aku hanya ingin berkata atas satu resolusimu: 'aku harus bisa menanggalkan ketergantungan terhadap orang lain'. dan bila ternyata suatu saat kau jatuh lagi dalam sebuah ketergantungan, ingatlah...aku kini bukan orang lain bagimu.

0208.1308. ditulis sepihak oleh si btok sebagai terapi reduksi rasa gelisahnya (part II).

No comments:

Post a Comment